Friday, February 26, 2016

ENERGI POTENSIAL LISTRIK


Energi Potensial Listrik

Perhatika gambar berikut ini :


            Gambar di atas memperlihatkan sebuah muatan listrik +q' di dalam medan listrik homogen yang ditimbulkan oleh muatan listrik +q, dipindahkan dari titik a ke b dengan lintasan s . Untuk memindahkan muatan dari titik a ke b diperlukan usaha (W ). Usaha yang diperlukan oleh muatan untuk berpindah sepanjang Δs adalah ΔW . Apabila posisi a adalah ra dan posisi b adalah rb, besar usaha yang dilakukan dapat dirumuskan sebagai berikut:

gaya pada titik a

Gaya pada titik b

            Untuk Δs yang kecil ( Δs mendekati nol) lintasan perpindahan muatan +q' dapat dianggap lurus, dan gaya elektrostatis rata-rata selama muatan +q' dipindahkan dapat dinyatakan:
sehingga menjadi:

            Untuk memindahkan muatan q' dari a ke b tanpa kecepatan, diperlukan gaya F yang besarnya sama dengan Fc, tetapi arahnya berlawanan. Jadi :

            Apabila arah gaya F terhadap arah perpindahan muatan +q' bersudut α , maka usaha perpindahan muatan +q' dari a ke b adalah:
ΔW = F . Δs .cos α
ΔW = -Fc. Δs .cos α
Sehingga usaha untuk memindahkan q menjadi :
ΔEp = ΔW
ΔEp = -Fc cos α
            Berdasarkan persamaan di atas, besar usaha untuk memindahkan suatu muatan dari titik a ke titik b dapat ditentukan dengan persamaan berikut ini.

            Jika muatan +q' semula pada jarak tak terhingga (), besar energi potensialnya adalah nol. Dengan demikian, apabila muatan +q' dipindahkan dari tempat yang jauh tak terhingga ke suatu titik b, besar usahanya adalah sebagai berikut:
Epa  = 0 dan 1/ra = 0 maka





Sehingga persamaan akhirnya menjadi :

 keterangan : Ep = Energi potensial (J )
                        r :   jarak antar muatan ( m )
                    q,q' = muatan listrik ( C )
                        k : Bilangan konstanta ( Nm2/ C)

Beda Potensial listrik
            Potensial listrik yaitu energi potensial tiap satu satuan muatan positif. Potensial listrik termasuk besaran skalar, dan secara matematis dapat dirumuskan:
            Persamaan Ep yang telah dicari sebelumnya disubtitusikan ke persamaan V sehingga akan menjadi :
Nilai q sama sehingga dapat disederhanakan menjadi persamaan :
Keterangan : V : Beda Potensial Listrik ( V )
                      k : Bilangan Konstanta ( Nm2/C2)
                      q : Muatan Listrik ( C )
                       r : jarak antar muatan ( m )




Potensial Listrik pada BolaKonduktor Bermuatan
            Perhatikan Gambar di bawah ini :
             A partikel dengan jarak r dari bola konduktor, b juga merupakan posisi partikel dengan jarak r pada bla konduktor serta C merupakan posisi partikel r dari bola konduktor. ra<rb<rc sehingga potensial listrik pada bola konduktor memiliki persamaan dengan potensial listrik yang telak kita cari sebelumnya. yaitu : 
 Potensial listrik pada keping sejajar

            Dua keping sejajar seluas A terpisah dengan jarak d masing-masing diberi muatan +q dan -q. Rapat muatan listrik σ didefinisikan sebagai muatan listrik per satuan luas.


Sehingga potensial listriknya :
            Di dalam keping sejajar : V=  E.r
            Di luar keping sejajar    : V= E.d 

Kapasitansi Kapasitor
Kapasitor adalah komponen elektronika yang digunakan untuk menyimpan muatan dan energi listrik. Pada prinsipnya, kapasitor terdiri dari dua konduktor yang berdekatan namun terpisah satu sama lain, yang membawa muatan yang sama besar namun berlawanan jenis. Kedua konduktor tersebut dipisahkan oleh bahan penyekat (isolator) yang disebut bahan (zat) dielektrik. Zat dielektrik yang digunakan sebagai menyekat akan membedakan jenis kapasitor, seperti kertas, mika, plastik, pasta dan lain sebagainya.
Kapasitas kapasitor merupakan kemampuan dari suatu kapsitor untuk dapat menampung muatan listrik. Coulumb pada abad 18 menghitung bahwa : 1 coulumb = 6,25 x 1018 elektron. Kemudian Michael Faraday membuat postulat bahwa sebuah kapasitor akan memiliki kapasitas kapasitor sebesar 1 Farad jika dengan tegangan 1 volt dapat memuat elektron sebanyak 1 coulumb, dengan rumus sebagai berikut:
Dimana:
Q = Muatan Elektron ( coulumb )
C = Nilai Kapasitas Kapasitor ( Farad )
V = Besar Tegangan ( Volt )
            Dalam praktik pembuatan kapasitor, nilai kapasitas kapasitor dihitung dengan mengetahui luas area plat metal (A), jarak (t) antara kedua pelat metal (tebal dielektrik) dan konstanta (k) bahan dielektrik. Dengan rumus sebagai berikut:

Berikut adalah tabel konstanta (k) dari beberapa bahan dielektrik yang sederhana.

            Satuan Farad adalah sangat besar sekali, umumnya kapsitor yang ada di pasaran memiliki satuan Mikro Farad (µF), Nano Farad (nF), dan Piko Farad (pF).
 
1 F    = 1.000.000 µF
1 µF    = 1.000.000 pF
1 µF    = 1.000 nF
1 nF    = 1.000 pF

Energi Dalam Kapasitor Dan Rapat Energi
Kapasitor dapat digunakan untuk menyimpan energi listrik dalam bentuk muatan listrik. Banyaknya energi yang tersimpan di dalam sebuah kapasitor sama besarnya dengan kerja yang dilakukan oleh muatan listrik. Selama proses pengisian kapasitor, sebuah sumber arus searah seperti baterai melakukan kerja dengan memindahkan muatan listrik dari satu lempeng konduktor dan menimbunnya ke lempeng konduktor lainnya. Sebuah kapasitor yang belum diisi oleh muatan listrik, maka pada kedua lempeng konduktornya akan terdapat banyak sekali muatan listrik positif dan muatan listrik negatif yang tersebar merata di permukaan lempeng konduktor. Jumlah muatan listrik negatif dan muatan listrik positif ini sama sehingga jumlah total muatan listrik antara kedua lempeng konduktor sama dengan nol atau lempeng konduktor tidak bermuatan listrik. Karena lempeng konduktor tidak bermuatan listrik, maka tidak terjadi medan listrik di antara kedua lempeng konduktor. (lihat gambar 1a berikut ini).
Gambar 1 ilustrasi pemindahan muatan dalam kapasitor
            Kemudian kita anggap ada sebuah eskalator yang menghubungkan lempeng konduktor atas dan lempeng konduktor bawah (ini hanya perumpamaan, jadi di dalam kapasitor tidak ada eskalator ) lihat gambar 1b. Eskalator ini akan memindahkan semua muatan positif pada lempeng konduktor bawah ke lempeng konduktor atas dan semua muatan negatif dari lempeng konduktor atas ke lempeng konduktor bawah, sehingga lempeng konduktor atas akan bermuatan listrik positif dan lempeng konduktor pada bagian bawah akan bermuatan listrik negatif. Akibatnya timbulah medan listrik dan beda potensial antara kedua lempeng konduktor. Kerja yang dilakukan oleh eskalator dalam memindahkan muatan listrik ini adalah :
            Ini disebut energi potensial listrik (Ue) dari sistem :
            Hubungan antara kuat medan listrik (E0) dengan energi potensial listrik adalah : C = 0A/d dan beda potensial listrik  V = E.d , maka
            A.d adalah volume dari kapasitor pelat sejajar dan dapat di tulis V = A.d
            Rapat energi atau densitas energi (ue) adalah energi persatuan volume sehingga di dapat besar rapat energi pada kapasitor :
Besar kerapatan energi (ue) ini sebanding dengan kwad

Rapat Energi dalam Medan Listrik
            Kapasitas kapasitor keping sejajar dengan elektrik udara

                         
                         

dengan : m0 = Permivitas vakum udara = 8,85 X 10-12
              A   = Luas tiap keping  ( m2 )
              d   = Jarak pisah antar keping  ( m )

Kuat medan listrik dalam ruang antar keping
Hubungan potensial antarkeping dengan kuat medan listrik
V = E d
 Energi potensial yang tersimpan dalam kapasitor
            Hasil kali A . d adalah Volume dalam ruang antar keping kapasitor yang mengandung medan listrik, maka
W = ½ o E2  ( V )
Rapat Energi : Energi per satuan volume
 maka persamaan rapat energi (  pw ) adalah:
       

        dengan : mo = Permivitas vakum udara = 8,85 X 10-12
                       E  =  Kuat medan listrik ( m )
                      rw = Rapat energi  ( J/m3)
                      V  = Volume  ( m3 )

Dapat disimpulkan bahwa:
1.        Tidak ada kaitan langsung antara rapat energi dengan sifat-sifat geometri kapasitor (   yaitu A dan d )
2.        Rapat energi sebanding denga kuadrat kuat medan listriknya
3.        Energi potensial disimpan dalam medan listrik
4.        Persamaan rapat energi hanya untuk kapasitor keping sejajar tetapi berlaku untuk rapat           energi dari medan listrik apa saja


















DAFTAR PUSTAKA

Universitas Ahmad Dahlan


Makalah Logika dan Filsafat


Bab I
   PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
     Dalam bahasa sehari-hari kita sering mendengar ungkapan seperti : alasannya tidak logis, argumentasinya logis, kabar itu tidak logis. Yang dimaksud dengan logis adalah masuk akal dan tidak logis adalah sebaliknya.
Ilmu kita pelajari karena manfaat yang hendak kita ambil, lalu apakah manfaat yang didapat dengan mempelajari logika? Bahwa keseluruhan informasi keilmuan merupakan suatu sistem yang bersifat logis, karena itu science tidak mungkin melepaskan kepentingannya terhadap logika.
       Logika tidak mempelajari cara berpikir dari semua ragamnya, tetapi pemikiran dalam bentuk yang paling sehat dan praktis. Logika menyelidiki, menyaring dan menilai pemikiran dengan cara serius dan terpelajar serta bertujuan mendapatkan kebenaran, terlepas dari segala kepentingan dan keinginan perorangan. Logika merumuskan serta menerapkan hukum-hukum dan patokan-patokan yang harus ditaati agar manusia dapat berpikir benar, efisien dan teratur.
     Dengan demikian kami menggangkat logika sebagai bahan bahasan dalam makalah ini. Dengan harapan mampu menjadi bahan bacaan yang menarik dan mengandung daya positif.
B. Rumusan Masalah
     Logika adalah salah salah satu cabang filsafat yang mampu membantu manusia dalam memecahkan masalahnya. Pembahasan filsafat amat luas dan kompleks sehingga menimbulkan beberapa pertanyaan sebagai berikut :
  1. Apakah arti dari logika sebagai salah satu cabang dalam filsafat?
  2. Bagaimana sejarah terlahirnya logika dalam filsafat?
  3. Apa macam-macam dari logika?
  4. Apakah fungsi logika dalam filsafat ilmu?
  5. Apakah kegunaan logika dalam kehidupan sehari-hari?


Bab II
     PEMBAHASAN

A.     Pengertian Logika Dalam Kehidupan Sehari-hari
      Logika berasal dari kata Yunani Kuno yaitu λσγσς (Logos) yang artinya hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Secara singkat, logika berarti ilmu, kecakapan atau alat untuk berpikir lurus. Sebagai ilmu, logika disebut sebagai logika Epiteme (Latin: logika scientia) yaitu logika adalah sepenuhnya suatu jenis pengetahuan rasional atau ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir lurus, tepat dan teratur. Ilmu disini mengacu pada kecakapan rasional untuk mengetahui dan kecakapan mengacu pada kesanggupan akal budi untuk mewujudkan pengetahuan kedalam tindakan. Kata logis yang dipergunakan tersebut bisa juga diartikan dengan masuk akal. Oleh karena itu logika terkait erat dengan hal-hal seperti pengertian, putusan, penyimpulan, silogisme.
   Logika sebagai ilmu pengetahuan dimana obyek materialnya adalah berpikir (khususnya penalaran/proses penalaran) dan obyek formal logika adalah berpikir/penalaran yang ditinjau dari segi ketepatannya. Penalaran adalah proses pemikiran manusia yang berusaha tiba pada pernyataan baru yang merupakan kelanjutan runtut dari pernyataan lain yang telah diketahui (Premis) yang nanti akan diturunkan kesimpulan.
    Logika juga merupakan suatu ketrampilan untuk menerapkan hukum-hukum pemikiran dalam praktek, hal ini yang menyebabkan logika disebut dengan filsafat yang praktis. Dalam proses pemikiran, terjadi pertimbamgan, menguraikan, membandingkan dan menghubungkan pengertian yang satu dengan yang lain. Penyelidikan logika tidak dilakukan dengan sembarang berpikir. Logika berpikir dipandang dari sudut kelurusan atau ketepatannya. Suatu pemikiran logika akan disebut lurus apabila pemikiran itu sesuai dengan hukum-hukum serta aturan yang sudah ditetapkan dalam logika. Dari semua hal yang telah dijelaskan tersebut dapat menunjukkan bahwa logika merupakan suatu pedoman atau pegangan untuk berpikir.


B. Sejarah Logika
Logika dimulai sejak Thales (624 SM - 548 SM), filsuf Yunani pertama yang meninggalkan segala dongeng, takhayul, dan cerita-cerita isapan jempol dan berpaling kepada akal budi untuk memecahkan rahasia alam semesta. Thales mengatakan bahwa air adalah arkhe (Yunani) yang berarti prinsip atau asas utama alam semesta. Saat itu Thales telah mengenalkan logika induktif.
Aristoteles kemudian mengenalkan logika sebagai ilmu, yang kemudian disebut logica scientica. Aristoteles mengatakan bahwa Thales menarik kesimpulan bahwa air adalah arkhe alam semesta dengan alasan bahwa air adalah jiwa segala sesuatu. Sejak saat Thales sang filsuf mengenalkan pernyataannya, logika telah mulai dikembangkan. Kaum Sofis beserta Plato (427 SM-347 SM) juga telah merintis dan memberikan saran-saran dalam bidang ini. Pada masa Aristoteles logika masih disebut dengan analitica , yang secara khusus meneliti berbagai argumentasi yang berangkat dari proposisi yang benar, dan dialektika yang secara khusus meneliti argumentasi yang berangkat dari proposisi yang masih diragukan kebenarannya. Inti dari logika Aristoteles adalah silogisme.
Pada 370 SM - 288 SM Theophrastus, murid Aristoteles yang menjadi pemimpin Lyceum, melanjutkan pengembangn logika. Istilah logika untuk pertama kalinya dikenalkan oleh Zeno dari Citium 334 SM - 226 SM pelopor Kaum Stoa. Sistematisasi logika terjadi pada masa Galenus (130 M - 201 M) dan Sextus Empiricus 200 M, dua orang dokter medis yang mengembangkan logika dengan menerapkan metode geometri.
Kaum Sofis, Socrates, dan Plato tercatat sebagai tokoh-tokoh yang ikut merintis lahirnya logika. Logika lahir sebagai ilmu atas jasa Aristoteles, Theoprostus dan Kaum Stoa. Logika dikembangkan secara progresif oleh bangsa Arab dan kaum muslimin pada abad II Hijriyah. Logika menjadi bagian yang menarik perhatian dalam perkembangan kebudayaan Islam. Namun juga mendapat reaksi yang berbeda-beda, sebagai contoh Ibnu Salah dan Imam Nawawi menghukumi haram mempelajari logika, Al-Ghazali menganjurkan dan menganggap baik, sedangkan Jumhur Ulama membolehkan bagi orang-orang yang cukup akalnya dan kokoh imannya. Filosof Al-Kindi mempelajari dan menyelidiki logika Yunani secara khusus dan studi ini dilakukan lebih mendalam oleh Al-Farabi.
Selanjutnya logika mengalami masa dekadensi yang panjang. Logika menjadi sangat dangkal dan sederhana sekali. Pada masa itu digunakan buku-buku logika seperti Isagoge dari Porphirius, Fonts Scientie dari John Damascenus, buku-buku komentar logika dari Bothius, dan sistematika logika dari Thomas Aquinas. Semua berangkat dan mengembangkan logika Aristoteles.
            Pada abad XIII sampai dengan abad XV muncul Petrus Hispanus, Roger Bacon, Raymundus Lullus, Wilhelm Ocham menyusun logika yang sangat berbeda dengan logika Aristoteles yang kemudian kita kenal sebagai logika modern. Raymundus Lullus mengembangkan metoda Ars Magna, semacam aljabar pengertian dengan maksud membuktikan kebenaran - kebenaran tertinggi. Francis Bacon mengembangkan metoda induktif dalam bukunya Novum Organum Scientiarum . W.Leibniz menyusun logika aljabar untuk menyederhanakan pekerjaan akal serta memberi kepastian. Emanuel Kant menemukan Logika Transendental yaitu logika yang menyelediki bentuk-bentuk pemikiran yang mengatasi batas pengalaman. Selain itu George Boole (yang mengembangkan aljabar Boolean), Bertrand Russel, dan G. Frege tercatat sebagai tokoh-tokoh yang berjasa dalam mengembangkan Logika Modern. Pada abad 9 hingga abad 15, buku-buku Aristoteles seperti De Interpretatione, Eisagoge oleh Porphyus dan karya Boethius masih digunakan. Thomas Aquinas 1224-1274 dan kawan-kawannya berusaha mengadakan sistematisasi logika.
Lahirlah logika modern dengan tokoh-tokoh seperti:
  • Petrus Hispanus 1210 - 1278)
  • Roger Bacon 1214-1292
  • Raymundus Lullus (1232 -1315) yang menemukan metode logika baru yang dinamakan Ars Magna, yang merupakan semacam aljabar pengertian.
  • William Ocham (1295 - 1349)
Pengembangan dan penggunaan logika Aristoteles secara murni diteruskan oleh Thomas Hobbes (1588 - 1679) dengan karyanya Leviatan dan John Locke (1632-1704) dalam An Essay Concrning Human Understanding. Francis Bacon (1561 - 1626) mengembangkan logika induktif yang diperkenalkan dalam bukunya Novum Organum Scientiarum. J.S. Mills (1806 - 1873) melanjutkan logika yang menekankan pada pemikiran induksi dalam bukunya System of Logic.
Lalu logika diperkaya dengan hadirnya pelopor-pelopor logika simbolik seperti:
·         Gottfried Wilhelm Leibniz (1646-1716) menyusun logika aljabar berdasarkan Ars Magna dari  Raymundus Lullus. Logika ini bertujuan menyederhanakan pekerjaan akal budi dan lebih mempertajam kepastian.
·         George Boole (1815-1864)
·         John Venn (1834-1923)
·         Gottlob Frege (1848 - 1925)
Lalu Chares Sanders Peirce (1839-1914), seorang filsuf Amerika Serikat yang pernah mengajar di John Hopkins University,melengkapi logika simbolik dengan karya-karya tulisnya. Ia memperkenalkan dalil Peirce (Peirce’s Law) yang menafsirkan logika selaku teori umum mengenai tanda (general theory of signs).
Puncak kejayaan logika simbolik terjadi pada tahun 1910-1913 dengan terbitnya Principia Mathematica tiga jilid yang merupakan karya bersama Alfred North Whitehead (1861 - 1914) dan Bertrand Arthur William Russel (1872 - 1970).
C.Macam - Macam Logika
Setelah mempelajari tentang filsafat ilmu lebih mendalam lagi, ternyata didalamnya terdapat banyak sekali materi yang disajikan. Yang salah satunya adalah tentang logika, dan logika sendiri dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Logika Alamiah
Logika Alamiah adalah kinerja akal budi manusia yang berpikir secara tepat dan lurus sebelum mendapat pengaruh-pengaruh dari luar, yakni keinginan-keinginan dan kecenderungan-kecenderungan yang subyektif. Yang mana logika alamiah manusia ini ada sejak manusia dilahirkan. Dan dapat disimpulkan pula bahwa logika alamiah ini sifatnya masih murni.

2. Logika Ilmiah
Lain halnya dengan logika alamiah, logika ilmiah ini menjadi ilmu khusus yang merumuskan azas-azas yang harus ditepati dalam setiap pemikiran. Dengan adanya pertolongan logika ilmiah inilah akal budi dapat bekerja dengan lebih tepat, lebih teliti, lebih mudah dan lebih aman. Logika ilmiah ini juga dimaksudkan untuk menghindarkan kesesatan atau setidaknya dapat dikurangi. Sasaran dari logika ilmiah ini adalah untuk memperhalus dan mempertajam pikiran dan akal budi.
D. Logika Sebagai Cabang Filsafat
Filsafat adalah kegiatan / hasil pemikiran /permenungan yang menyelidiki sekaligus mendasari segala sesuatu yang berfokus pasa makna dibalik kenyataan atau teori yang ada untuk disusun dalam sebuah system pengetahuan rasional.
Logika adalah sebuah cabang filsafat yang praktis. Praktis disini berarti logika dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.Logika lahir bersama-sama dengan lahirnya filsafat di Yunani. Dalam usaha untuk memasarkan pikiran-pikirannya serta pendapat-pendapatnya, filsuf-filsuf Yunani kuno tidak jarang mencoba membantah pikiran yang lain dengan menunjukkan kesesatan penalarannya.Logika digunakan untuk melakukan pembuktian. Logika mengatakan yang bentuk inferensi yang berlaku dan yang tidak. Secara tradisional, logika dipelajari sebagai cabang filosofi, tetapi juga bisa dianggap sebagai cabang matematika.
Logika sebagai cabang filsafat adalah cabang filsafat tentang berpikir. Logika membicarakan tentang aturan-aturan berpikir agar dengan aturan-aturan tersebut dapat mengambil kesimpulan yang benar. Dengan mengetahui cara atau aturan-aturan tersebut dapat menghindarkan diri dari kesalahan dalam mengambil keputusan. Menurut Louis O. Kattsoff, logika membicarakan teknik-teknik untuk memperoleh kesimpulan dari suatu perangkat bahan tertentu dan kadang-kadang logika didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan tentang penarikan kesimpulan.
Logika bisa menjadi suatu upaya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti : Adakah metode yang dapat digunakan untuk meneliti kekeliruan pendapat? Apakah yang dimaksud pendapat yang benar? Apa yang membedakan antara alasan yang benar dengan alasan yang salah? Filsafat logika ini merupakan cabang yang timbul dari persoalan tentang penyimpulan.
E. Kegunaan Logika
        Logika membantu manusia berpikir lurus, efisien, tepat, dan teratur untuk mendapatkan kebenaran dan menghindari kekeliruan. Dalam segala aktivitas berpikir dan bertindak, manusia mendasarkan diri atas prinsip ini. Logika menyampaikan kepada berpikir benar, lepas dari berbagai prasangka emosi dan keyakinan seseoranng, karena itu ia mendidik manusia bersikap obyektif, tegas, dan berani, suatu sikap yang dibutuhkan dalam segala suasana dan tempat. Selain hubungannya erat dengan filsafat dan matematik, logika dewasa ini juga telah mengembangkan berbagai metode logis (logical methods) yang banyak sekali pemakaiannya dalam ilmu-ilmu, sebagai misal metode yang umumnya pertama dipakai oleh suatu ilmu.
            Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kegunaan logika adalah sebagai berikut:
·         Membantu setiap orang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus, tetap, tertib, metodis, dan koheren atau untuk menjaga kita supaya selalu berpikir benar.
  • Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif.
  • Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri.
  • Memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan menggunakan asas-asas   sistematis.                                               
  • Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahan-kesalahan berpikir kekeliruan serta kesesatan.
  • Mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian.
·         Sebagai ilmu alat dalam mempelajari ilmu apapun, termasuk filsafat.



Bab III
         PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan-penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa logika berasal dari bahasa latin yaitu dari kata logos berarti perkataan atau sabda. Secara umum logika adalah ilmu yang mempelajari metode dan hukum hukum yang digunakan untuk membedakan penalaran yang betul dari penalaran yang salah. Logika ini dimulai dari tahun 624 SM sampai 548 SM oleh Thales yang disebut sebagai Bapak Filsafat kemudian dikembangkan kembali oleh Aristoteles dengan mengenalkan logika sebagai ilmu. Logika terbagi menjadi dua macam yaitu : logika alamiah dan logika ilmiah. Dalam perkembangannya logika juga disebut sebagai cabang filsafat. Logika sangat berguna bagi kehidupan manusia untuk berpikir lurus, efisien, tepat dan teratur demi mendapatkan kebenaran dan menghindari kekeliruan.
B. Saran
Logika sebagai cabang dalam filsafat ilmu menuntun kita untuk berpikir benar dan tidaksalah dalam mengambil keputusan. Selain itu berpikir secara logika mampu melatih kita untuk berpikir secara lurus, efisien, tepat dan teratur demi mendapatkan kebenaran dan menghindari kekeliruan dalam pemecahan suatu masalah.