Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam bahasa sehari-hari kita sering mendengar ungkapan
seperti : alasannya tidak logis, argumentasinya logis, kabar itu tidak logis.
Yang dimaksud dengan logis adalah masuk akal dan tidak logis adalah sebaliknya.
Ilmu kita pelajari karena manfaat yang hendak kita ambil, lalu apakah
manfaat yang didapat dengan mempelajari logika? Bahwa keseluruhan informasi
keilmuan merupakan suatu sistem yang bersifat logis, karena itu science tidak
mungkin melepaskan kepentingannya terhadap logika.
Logika tidak mempelajari cara berpikir dari
semua ragamnya, tetapi pemikiran dalam bentuk yang paling sehat dan praktis.
Logika menyelidiki, menyaring dan menilai pemikiran dengan cara serius dan
terpelajar serta bertujuan mendapatkan kebenaran, terlepas dari segala
kepentingan dan keinginan perorangan. Logika merumuskan serta menerapkan
hukum-hukum dan patokan-patokan yang harus ditaati agar manusia dapat berpikir
benar, efisien dan teratur.
Dengan demikian kami menggangkat logika sebagai bahan
bahasan dalam makalah ini. Dengan harapan mampu menjadi bahan bacaan yang
menarik dan mengandung daya positif.
B. Rumusan Masalah
Logika adalah salah salah satu cabang filsafat yang
mampu membantu manusia dalam memecahkan masalahnya. Pembahasan filsafat amat
luas dan kompleks sehingga menimbulkan beberapa pertanyaan sebagai berikut :
- Apakah
arti dari logika sebagai salah satu cabang dalam filsafat?
- Bagaimana
sejarah terlahirnya logika dalam filsafat?
- Apa
macam-macam dari logika?
- Apakah
fungsi logika dalam filsafat ilmu?
- Apakah
kegunaan logika dalam kehidupan sehari-hari?
Bab II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Logika Dalam Kehidupan
Sehari-hari
Logika berasal dari kata Yunani Kuno yaitu λσγσς (Logos) yang artinya hasil
pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam
bahasa. Secara singkat, logika berarti ilmu, kecakapan atau alat untuk berpikir
lurus. Sebagai ilmu, logika disebut sebagai logika Epiteme (Latin: logika
scientia) yaitu logika adalah sepenuhnya suatu jenis pengetahuan rasional
atau ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir
lurus, tepat dan teratur. Ilmu disini mengacu pada kecakapan rasional
untuk mengetahui dan kecakapan mengacu pada kesanggupan akal budi untuk
mewujudkan pengetahuan kedalam tindakan. Kata logis yang dipergunakan tersebut
bisa juga diartikan dengan masuk akal. Oleh karena itu logika terkait erat
dengan hal-hal seperti pengertian, putusan, penyimpulan, silogisme.
Logika sebagai ilmu pengetahuan dimana obyek materialnya adalah berpikir
(khususnya penalaran/proses penalaran) dan obyek formal logika adalah
berpikir/penalaran yang ditinjau dari segi ketepatannya. Penalaran adalah
proses pemikiran manusia yang berusaha tiba pada pernyataan baru yang merupakan
kelanjutan runtut dari pernyataan lain yang telah diketahui (Premis) yang nanti
akan diturunkan kesimpulan.
Logika juga merupakan suatu ketrampilan untuk menerapkan
hukum-hukum pemikiran dalam praktek, hal ini yang menyebabkan logika disebut
dengan filsafat yang praktis. Dalam proses pemikiran, terjadi
pertimbamgan, menguraikan, membandingkan dan menghubungkan pengertian yang satu
dengan yang lain. Penyelidikan logika tidak dilakukan dengan sembarang
berpikir. Logika berpikir dipandang dari sudut kelurusan atau ketepatannya.
Suatu pemikiran logika akan disebut lurus apabila pemikiran itu sesuai dengan
hukum-hukum serta aturan yang sudah ditetapkan dalam logika. Dari semua hal
yang telah dijelaskan tersebut dapat menunjukkan bahwa logika merupakan suatu
pedoman atau pegangan untuk berpikir.
B.
Sejarah Logika
Logika dimulai sejak Thales (624 SM - 548 SM), filsuf Yunani pertama yang
meninggalkan segala dongeng, takhayul, dan cerita-cerita isapan jempol dan
berpaling kepada akal budi untuk memecahkan rahasia alam semesta. Thales
mengatakan bahwa air adalah arkhe (Yunani) yang berarti prinsip atau asas utama
alam semesta. Saat itu Thales telah mengenalkan logika induktif.
Aristoteles kemudian mengenalkan logika sebagai ilmu, yang kemudian disebut
logica scientica. Aristoteles mengatakan bahwa Thales menarik kesimpulan
bahwa air adalah arkhe alam semesta dengan alasan bahwa air adalah jiwa
segala sesuatu. Sejak saat Thales sang filsuf mengenalkan pernyataannya,
logika telah mulai dikembangkan. Kaum Sofis beserta Plato (427 SM-347 SM) juga
telah merintis dan memberikan saran-saran dalam bidang ini. Pada masa
Aristoteles logika masih disebut dengan analitica , yang secara khusus
meneliti berbagai argumentasi yang berangkat dari proposisi yang benar, dan dialektika
yang secara khusus meneliti argumentasi yang berangkat dari proposisi yang
masih diragukan kebenarannya. Inti dari logika Aristoteles adalah silogisme.
Pada 370 SM - 288 SM Theophrastus, murid Aristoteles yang menjadi pemimpin
Lyceum, melanjutkan pengembangn logika. Istilah logika untuk pertama kalinya
dikenalkan oleh Zeno dari Citium 334 SM - 226 SM pelopor Kaum Stoa.
Sistematisasi logika terjadi pada masa Galenus (130 M - 201 M) dan Sextus
Empiricus 200 M, dua orang dokter medis yang mengembangkan logika dengan
menerapkan metode geometri.
Kaum Sofis, Socrates, dan Plato tercatat sebagai tokoh-tokoh yang ikut
merintis lahirnya logika. Logika lahir sebagai ilmu atas jasa Aristoteles,
Theoprostus dan Kaum Stoa. Logika dikembangkan secara progresif oleh bangsa
Arab dan kaum muslimin pada abad II Hijriyah. Logika menjadi bagian yang
menarik perhatian dalam perkembangan kebudayaan Islam. Namun juga mendapat
reaksi yang berbeda-beda, sebagai contoh Ibnu Salah dan Imam Nawawi menghukumi
haram mempelajari logika, Al-Ghazali menganjurkan dan menganggap baik,
sedangkan Jumhur Ulama membolehkan bagi orang-orang yang cukup akalnya dan
kokoh imannya. Filosof Al-Kindi mempelajari dan menyelidiki logika Yunani
secara khusus dan studi ini dilakukan lebih mendalam oleh Al-Farabi.
Selanjutnya logika mengalami masa dekadensi yang panjang. Logika menjadi
sangat dangkal dan sederhana sekali. Pada masa itu digunakan buku-buku logika
seperti Isagoge dari Porphirius, Fonts Scientie dari John
Damascenus, buku-buku komentar logika dari Bothius, dan sistematika logika dari
Thomas Aquinas. Semua berangkat dan mengembangkan logika Aristoteles.
Pada abad XIII sampai dengan abad XV muncul Petrus
Hispanus, Roger Bacon, Raymundus Lullus, Wilhelm Ocham menyusun logika yang
sangat berbeda dengan logika Aristoteles yang kemudian kita kenal sebagai
logika modern. Raymundus Lullus mengembangkan metoda Ars Magna, semacam aljabar
pengertian dengan maksud membuktikan kebenaran - kebenaran tertinggi. Francis
Bacon mengembangkan metoda induktif dalam bukunya Novum Organum Scientiarum .
W.Leibniz menyusun logika aljabar untuk menyederhanakan pekerjaan akal serta
memberi kepastian. Emanuel Kant menemukan Logika Transendental yaitu logika
yang menyelediki bentuk-bentuk pemikiran yang mengatasi batas pengalaman.
Selain itu George Boole (yang mengembangkan aljabar Boolean), Bertrand Russel,
dan G. Frege tercatat sebagai tokoh-tokoh yang berjasa dalam mengembangkan
Logika Modern. Pada abad 9 hingga abad 15, buku-buku Aristoteles seperti De
Interpretatione, Eisagoge oleh Porphyus dan karya Boethius masih
digunakan. Thomas Aquinas 1224-1274 dan kawan-kawannya berusaha mengadakan
sistematisasi logika.
Lahirlah logika modern dengan tokoh-tokoh seperti:
- Petrus
Hispanus 1210 - 1278)
- Roger
Bacon 1214-1292
- Raymundus
Lullus (1232 -1315)
yang menemukan metode logika baru yang dinamakan Ars Magna, yang merupakan
semacam aljabar pengertian.
- William
Ocham (1295 - 1349)
Pengembangan dan penggunaan
logika Aristoteles secara murni diteruskan oleh Thomas Hobbes (1588 - 1679) dengan
karyanya Leviatan dan John Locke (1632-1704) dalam An Essay Concrning Human
Understanding. Francis Bacon (1561 - 1626) mengembangkan logika induktif yang
diperkenalkan dalam bukunya Novum Organum Scientiarum. J.S. Mills (1806 - 1873)
melanjutkan logika yang menekankan pada pemikiran induksi dalam bukunya System
of Logic.
Lalu logika diperkaya dengan hadirnya pelopor-pelopor logika simbolik
seperti:
·
Gottfried
Wilhelm Leibniz (1646-1716)
menyusun logika aljabar berdasarkan Ars Magna dari Raymundus Lullus. Logika ini bertujuan
menyederhanakan pekerjaan akal budi dan lebih mempertajam kepastian.
·
George Boole
(1815-1864)
·
John Venn (1834-1923)
·
Gottlob
Frege (1848 - 1925)
Lalu Chares
Sanders Peirce (1839-1914), seorang filsuf Amerika Serikat yang pernah
mengajar di John Hopkins University,melengkapi
logika simbolik dengan karya-karya tulisnya. Ia memperkenalkan dalil Peirce (Peirce’s
Law) yang menafsirkan logika selaku teori umum mengenai tanda (general
theory of signs).
Puncak kejayaan logika
simbolik terjadi pada tahun 1910-1913 dengan terbitnya Principia Mathematica
tiga jilid yang merupakan karya bersama Alfred North Whitehead (1861 - 1914) dan
Bertrand Arthur William Russel (1872 - 1970).
C.Macam - Macam Logika
Setelah mempelajari tentang filsafat ilmu lebih mendalam lagi, ternyata
didalamnya terdapat banyak sekali materi yang disajikan. Yang salah satunya
adalah tentang logika, dan logika sendiri dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Logika Alamiah
Logika Alamiah adalah kinerja
akal budi manusia yang berpikir secara tepat dan lurus sebelum mendapat
pengaruh-pengaruh dari luar, yakni keinginan-keinginan dan
kecenderungan-kecenderungan yang subyektif. Yang mana logika alamiah manusia
ini ada sejak manusia dilahirkan. Dan dapat disimpulkan pula bahwa logika
alamiah ini sifatnya masih murni.
2. Logika Ilmiah
Lain halnya dengan logika
alamiah, logika ilmiah ini menjadi ilmu khusus yang merumuskan azas-azas yang
harus ditepati dalam setiap pemikiran. Dengan adanya pertolongan logika ilmiah
inilah akal budi dapat bekerja dengan lebih tepat, lebih teliti, lebih mudah
dan lebih aman. Logika ilmiah ini juga dimaksudkan untuk menghindarkan
kesesatan atau setidaknya dapat dikurangi. Sasaran dari logika ilmiah ini
adalah untuk memperhalus dan mempertajam pikiran dan akal budi.
D. Logika Sebagai Cabang Filsafat
Filsafat adalah kegiatan / hasil pemikiran /permenungan yang menyelidiki
sekaligus mendasari segala sesuatu yang berfokus pasa makna dibalik kenyataan
atau teori yang ada untuk disusun dalam sebuah system pengetahuan rasional.
Logika adalah sebuah cabang filsafat yang praktis. Praktis disini berarti
logika dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.Logika lahir bersama-sama
dengan lahirnya filsafat di Yunani. Dalam usaha untuk memasarkan
pikiran-pikirannya serta pendapat-pendapatnya, filsuf-filsuf Yunani kuno tidak
jarang mencoba membantah pikiran yang lain dengan menunjukkan kesesatan
penalarannya.Logika digunakan untuk melakukan pembuktian. Logika mengatakan
yang bentuk inferensi yang berlaku dan yang tidak. Secara tradisional, logika
dipelajari sebagai cabang filosofi, tetapi juga bisa dianggap sebagai cabang
matematika.
Logika sebagai cabang filsafat adalah cabang filsafat tentang berpikir.
Logika membicarakan tentang aturan-aturan berpikir agar dengan aturan-aturan
tersebut dapat mengambil kesimpulan yang benar. Dengan mengetahui cara atau
aturan-aturan tersebut dapat menghindarkan diri dari kesalahan dalam mengambil
keputusan. Menurut Louis O. Kattsoff, logika membicarakan teknik-teknik untuk
memperoleh kesimpulan dari suatu perangkat bahan tertentu dan kadang-kadang
logika didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan tentang penarikan kesimpulan.
Logika bisa menjadi suatu upaya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
seperti : Adakah metode yang dapat digunakan untuk meneliti kekeliruan
pendapat? Apakah yang dimaksud pendapat yang benar? Apa yang membedakan antara
alasan yang benar dengan alasan yang salah? Filsafat logika ini merupakan
cabang yang timbul dari persoalan tentang penyimpulan.
E.
Kegunaan Logika
Logika membantu manusia berpikir lurus,
efisien, tepat, dan teratur untuk mendapatkan kebenaran dan menghindari
kekeliruan. Dalam segala aktivitas berpikir dan bertindak, manusia mendasarkan
diri atas prinsip ini. Logika menyampaikan kepada berpikir benar, lepas dari
berbagai prasangka emosi dan keyakinan seseoranng, karena itu ia mendidik
manusia bersikap obyektif, tegas, dan berani, suatu sikap yang dibutuhkan dalam
segala suasana dan tempat. Selain hubungannya erat dengan
filsafat dan matematik, logika dewasa ini juga telah mengembangkan berbagai
metode logis (logical methods) yang banyak sekali pemakaiannya dalam
ilmu-ilmu, sebagai misal metode yang umumnya pertama dipakai oleh suatu ilmu.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kegunaan
logika adalah sebagai berikut:
·
Membantu setiap orang
mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus, tetap, tertib, metodis, dan koheren atau
untuk menjaga kita supaya selalu berpikir benar.
- Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak,
cermat, dan objektif.
- Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan
berpikir secara tajam dan mandiri.
- Memaksa dan mendorong orang untuk berpikir
sendiri dengan menggunakan asas-asas sistematis.
- Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari
kesalahan-kesalahan berpikir kekeliruan serta kesesatan.
- Mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian.
·
Sebagai ilmu alat dalam
mempelajari ilmu apapun, termasuk filsafat.
Bab III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari penjelasan-penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa logika
berasal dari bahasa latin yaitu dari kata logos berarti perkataan atau sabda.
Secara umum logika adalah ilmu yang mempelajari metode dan hukum hukum yang
digunakan untuk membedakan penalaran yang betul dari penalaran yang salah.
Logika ini dimulai dari tahun 624 SM sampai 548 SM oleh Thales yang disebut
sebagai Bapak Filsafat kemudian dikembangkan kembali oleh Aristoteles dengan
mengenalkan logika sebagai ilmu. Logika terbagi menjadi dua macam yaitu :
logika alamiah dan logika ilmiah. Dalam perkembangannya logika juga disebut
sebagai cabang filsafat. Logika sangat berguna bagi kehidupan manusia untuk
berpikir lurus, efisien, tepat dan teratur demi mendapatkan kebenaran dan
menghindari kekeliruan.
B. Saran
Logika sebagai cabang dalam filsafat ilmu menuntun kita untuk berpikir benar
dan tidaksalah dalam mengambil keputusan. Selain itu berpikir secara logika
mampu melatih kita untuk berpikir secara lurus, efisien, tepat dan teratur demi
mendapatkan kebenaran dan menghindari kekeliruan dalam pemecahan suatu masalah.
No comments:
Post a Comment